Selasa, 9 April 2013 Pukul: 19.00
WITA
Masa Muda
Foto: Muhammad Sahlan Ramadhan Solichin |
Muhammad Sahlan Ramadhan Solichin atau lebih bersahabat dipanggil Sahlan/Lu’ay (20 tahun) merupakan pria yang lahir di Kendari (Sulawesi Tenggara) kelahiran 22 Maret 1993 dan dibesarkan dibeberapa kota (berpindah-pindah). Saya menjadi Pelajar dimulai dari Pendidikan Informal di Play Group Unyil di kota Makassar sampai selesai, lalu lanjut Pendidikan Formal bermula di Sekolah Dasar Negeri 1 Patompo Makassar (SDN 1 Patompo Makassar) lalu pindah di Sekolah Dasar Negeri 1 Lepo-Lepo yang sekarang namanya berubah menjadi Sekolah Dasar Negeri 1 Baruga (SDN I Baruga) di Kendari. 5 (lima) tahun sekolah di Kendari sampai selesai, saya melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren IMMIM Putra Makassar mulai dari jenjang Sekolah Menengah Pertama 3 (Tiga) tahun sampai dengan Madrasah Aliyah 3 (Tiga) tahun dan Alhamdulillah selesai dengan predikat dengan cukup memuaskan. Sekarang melanjutkan Pendidikan Perguruan Tinggi di Universitas Hasanuddin Makassar di Fakultas Hukum pada tingkat Strata 1 (S1). Saya besar dari keluarga yang penuh inspirasi yang Orang tua saya suku Ambon, Muna, Bugis dan ras peranakan Oriental [mami saya] dengan suku Mandar dan ras Indonesia [papi saya]. Saya 3 (tiga) bersaudara, saya anak pertama. Memiliki 2 (dua) orang adik yang tengah bernama Dinan Azmi Solichin (perempuan) berusia 18 (delapan belas) tahun dan sekarang Alhamdulillah melanjutkan Pendidikan Perguruan Tinggi di Universitas Haluoleo Kendari di Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi dan yang bungsu bernama Muhammad Farhan Solichin (laki-laki) berusia 13 (tiga belas) tahun yang Alhamdulillah sekarang juga sedang menempuh pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 4 Kendari (SLTP 4 Kendari), kelas 2/VIII (dua atau delapan) SMP.
Foto: Keluarga Muhammad Sahlan Ramadhan Solichin |
saya menggeluti
bidang Hukum di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin saat ini dimulai sejak Tahun 2010 sampai
sekarang dan Insya Allah menyelesaikan Studi saya bulan Maret tahun 2014 (tahun
depan).
Karir
di Pendidikan
Foto: Sahlan saat MABA (Mahasiswa Baru) |
Bergabung di organisasi/komunitas/Kegiatan (kumpulan) saat
menjadi mahasiswa, antara lain:
- IAPIM (Ikatan Alumni Pesantren IMMIM)
- Legitimasi 2010 (Lingkar Erat Generasi Intelek Menuju Transformasi Mahasiswa Indonesia - Keluarga Mahasiswa Angkatan 2010
- JNK (Jual Nasi Kuning)
- CHARDEV I (Character Development First)
- ALSA LC-UNHAS (Asian Law Students Association Local Chapter Universitas Hasanuddin)
- BSDK FH-UH (Bengkel Seni Dewi Keadilan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin)
- PSM UNHAS (Paduan Suara Mahasiswa Universitas Hasanuddin)
- Organizing Com. CHARDEV II (Character Development Second)
- Peserta “Unleashing Creative Mind” Beswan Djarum 2012
Sebelum
memasuki usia 20 tahun, potensi saya sudah mulai terlihat, terutama dalam seni
rupa, musik dan sastra. Saya mulai menjadi aktivis pemerhati seni
sejak di Pondok Pesantren IMMIM Putra
Makassar dan sayapun mendapat julukan dari teman-teman sebagai “seniman”
sehingga saya dipercayakan menjadi Ketua Seni Departemen Seni yang saya
menamakannya “Department of Art” D.O.A pada Pengurus ISPIM (Ikatan
Santri Pesantren IMMIM) Periode 2009/2010 (catatan : ISPIM di IMMIM
Putra disetarakan dengan OSIS di SMA pada umumnya), baik secara materi
maupun spiritualitas, emosionalitas dan intelektualitas oleh santri-santri
IMMIM Putra dan teman-teman seangkatan saya saat itu. Selama menjadi Ketua Seni
di IMMIM Putra, saya menyumbang berbagai kegiatan seni dan sejumlah karya
untuk ilmu pengetahuan dan seni dalam komunitas yang saya bentuk dengan nama ARTECH’10 community (Art, Technology, High
Teen community) dan nama Angkatan yang terbentuk bersama dengan nama F.O.Z community (Four One Zero community
2004-2010). Beberapa karya bersama teman-teman saya dalam dunia seni telah
dilakukan sejak saat masih muda di Pesantren terutama karya film dokumenter kami“Ada apa dengan Santri?”.
Ketika
menjadi Mahasiswa, saya terus berusaha mengimplementasikan visi saya
yakni ingin menjadikan Indonesia menjadi negara yang berkarakter kebangsaan. saya berusaha
mendorong semangat pemuda dan memperjuangkan anak bangsa sejak usia dini hingga
remaja sebelum masuk fase dewasa. Visi saya yang ingin menjadikan Indonesia
menjadi negara yang berkarakter kebangsaan mendapat pertentangan dari berbagai
pihak, baik dalam maupun luar kampus saya yang juga sedang memperjuangkan
pendidikan karakter secara bertahap yang dimulai dari fokus mahasiswa dalam
jajaran civitas dan keadaan dan citra saat ini. Namun, saya memiliki
keyakinan kokoh akan visi saya, dan ada satu “Principal” yang saya tanamkan hingga bertumbuh dan memetik buah menjadi terapan bagi diri saya, yakni :
“Believe for BeLive so I say: Anak Bangsa, layak juga Bisa”
(Sumber : twitter.com/profile/sahlan.hazard.)
(Sumber : twitter.com/profile/sahlan.hazard.)
Kalimat
diatas merupakan Prinsip saya untuk berpendapat dengan pasangan
berbicara saya. saya ingin menjelaskan mengapa pendidikan karakter itu sangat
penting. Dan saya mengatakan “percaya untuk menjadi hidup jadi saya katakan:
Anak Bangsa, layak juga Bisa”. Artinya percayalah terlebih dahulu dalam hal
menjadi dan menjalani hidup melalui anak bangsa kita dengan karakter bangsa,
sebab anak bangsa juga bisa mengharumkan bangsa ini dengan berkarakter yang
diharapkan bangsa ini. Jadi dengan mempercayai anak bangsa kita dalam
melaksanakan dan memperjuangkan bangsa kita, sehingga akan melahirkan tunas
muda Pancasila yang berkarakter.
Pola pikir
saya disambut dengan beberapa teman-teman saya yang se-visi (sepemikiran) dengan
bimbingan oleh Prof. Dr. Farida Patittingi, S.H., M.Hum. Prof. Farida pun
bersedia meberikan dukungan dan nasehat selama menjalankan usaha sekaligus
cita-cita saya untuk memperjuangkan Pendekar (Pendidikan Karakter) ini.
Catatan-Catatan Istimewa Sahlan Ramadhan.
Saya bertemu Prof.Dr.dr Idrus Patturusi
“Laksanakan
saja kegiatanmu dengan baik, saya doakan agar kegiatanmu bisa berjalan lancar. Andaikan
mahasiswa seperti kamu ada ba sayak di Perguruan Tinggi kita ini dan mau
mengikuti anda. Kita lihat saja hasil saya nanti“, kata Prof.Idrus saat saya melakukan pertemuan singkat dengan beliau di Gedung Rektorat Lantai 8 pada tanggal
25 Maret 2013.
Salah satu
pertanyaan umum dan masih banyak orang tidak mengetahui adalah bagaimana saya yang tinggal di Kota Makassar bisa berani bertemu dengan Prof.Idrus yang sebagai
Rektor Universitas Hasanuddin saat ini.
Pertemuan
pertama kali saya dengan Prof.Idrus terjadi pada tahun 2010 ketika saya berumur
17 (tujuh belas) tahun. Pada saat itu, Prof.Idrus melakukan rutinitasnya sebagai
Rektor dalam rangka Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Universitas Hasanuddin. Prof.Idrus
menyambut kami sebagai Mahasiswa Baru di tahun itu kami diberi motivasi pada
saat itu katanya “tahun ini adalah tahun yang betul-betul banyak jumlah
mahasiswa yang kami terima”. Bahkan, Prof.Idrus selalu turut memberikan nasehat
dan motivasi positif kepada kami (mahasiswa) termasuk saya saat mengikuti
event Internasional bersama Paduan Suara Mahasiswa Universitas Hasanuddin di
Guangzhou,China baik pra maupun pasca event hingga berhasil membawa pulang
Platinum Medal pada kategori folklore dan
Gold Medal kategori Pop dari XPICC
(Xianghai Prize International Choir Competition) Pada Tahun 2012.
Sepulang
dari Guangzhou,China setelah mengikuti event XPICC 2012 tersebut, saya kembali
ke Indonesia dan memiliki tekad untuk pulang kampung ke Kendari pada tanggal 31
Desember 2012 untuk berbagi pengalaan dan inspirasi serta ingin melakukan
kegiatan memotivasi adik-adik sekaligus reunian dan bertemu silaturahmi bersama
guru-guru dan teman-teman SDN I Baruga Kendari Angkatan 1998-2004 dan berlanjut
pulang kembali ke Makassar saya berniat ingin melanjutkan gagasan saya hingga menjadi
visi saya. saya mengusulkan beberapa gagasan pendidikan karakter bangsa seperti
berikut:
- Gagasan Pendidikan Karakter (Pendekar) sebagai pembentuk dan pewujud karakter bangsa bagi anak bangsa.
- Gagasan Gerakan Pemuda Pendidikan Karakter Indonesia (Garuda Pendekar Indonesia) sebagai wadah bagi Pemuda Indonesia (Tunas Bangsa) untuk memperjuangkan Pendekar.
- Gagasan Gerakan Mahasiswa Pendidikan Karakter Home Schooling ‘Spirit & Smile’ (GEMA PENDEKAR HS-S2) sebagai bimbingan belajar pembentukan karakter bagi anak bangsa melalui metode pembelajaran dari pengalaman dalam keluarga dengan bentuk hubungan antara ‘KAKAK (Karakter Bijak) dan ADIK (Anak Didik) yang kurikulumnya sesuai dengan perpaduan pendidikan umum (Pendum) nasional dengan pendidikan karakter (Pendekar).
- Gagasan pembentukan Pusat Penelitian dan Pengembangan Tiga Genius Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (S3GI - Sentral Genius Ilmu Pengetahuan, Genius Teknologi, dan Genius Seni).
- Gagasan mengenai Lembaga Penyalur Ide, Inspirasi, dan Inovasi (LPI3).
Gagasan-gagasan
awal saya masih menjadi rencana bagi diri saya dan bagi negara suatu saat nanti,
dan bercita-cita ingin mewujudkan ketika saya mendapatkan hak maupun wewenang
sebagai Mahasiswa yang sedang memperjuangkan karakter bangsa bagi anak bangsa.
Namun,
dimasa muda saya, jaringan hubungan pendukung (supportive links) dan Ekonomi menjadi penunjang bagi cita-cita saya.
Hal ini dikarenakan berbagai keadaan saya yang masih membutuhkan didikan
ataupun bantuan dan terus berproses maupun belajar baik dari pegalaman juga
pengetahuan. Yang sekarang menjadi pencapaian bagi saya saat ini adalah
menyelesaikan studi tingkat Strata 1 (S1) saya dan insya Allah bisa melanjutkan
hingga sampai mendapat gelar Professor kelak ke depannya (suatu saat nanti)
yang pada intinya menyelesaikan jenjang Pendidikan dengan tepat waktu bukan
cepat waktu, Amin YRA.
Sahlan = Mahasiswa Pendekar*
Pemikiran-pemikiran
saya yang “inspiratif” mendapat “sanjungan” bagi dan dari keluarga juga beberapa
orang-orang yang telah memberikan pembelajaran bagi diri saya. Bisa dikatakan
bahwa dari keluarga mengakui pemikiran dan perasaan saya, sehingga pemikiran saya dengan proses
dibimbing Prof.Farida. Namun sampai saat ini bantuan dana belum dapat didukung mengembangkan
ide saya, namun Alhamdulillah bantuan ide dan dukungan serta do’a terus
menetes bagaikan Hujan yang penuh berkah. Kemudahan akses serta kedekatan saya dengan beberapa Cendekiawan/Penuntut Ilmu (baik dari Ilmuan maupun dari Guru Besar) dianggap
oleh berbagai pihak sebagai bentuk cari muka atau dalam istilahnya “check-point” dari sikap dan sosok saya (menurut apa yang saya dengar maupun lihat dan menjadi penilaian serta
introspeksi bagi saya). Apalagi, beberapa pihak tidak setuju dengan pola pikir saya yang tergolong masih muda mengingat perubahan drastis dari karakter saya serta melihat perjuangan perbaikan karakter bangsa dari dulu sampai sekarang
sudah diperjuangkan namun sangat sulit dilakukan apalagi oleh seorang mahasiswa
seperti saya (menurut beberapa pendapat dari beberapa orang).
Tanggal 28
Februari 2013, saya merencanakan Usaha Home Schooling melalui pengajuan
Proposal kepada PMW (Program Mahasiswa
Wirausaha) 2013 dengan nama awalnya “Lembaga Pendekar Home Schooling S2
‘Spirit & Smile’ “ dan hingga pada akhirnya dengan melalui proses
diresmikanlah pada tanggal 22 Maret 2013 melalui kegiatan Opening Launching dengan nama Gerakan Mahasiswa Pendidikan Karakter
Home Schooling ‘Spirit & Smile’ “GEMA
PENDEKAR HS-S2” lalu setelah itu saya melanjutkan melakukan
Sosialisasi Kegiatan Pendekar (Pendidikan Karakter) dengan Nama Kegiatan
Petualangan Pendekar “Penyuluhan Tujuh (7) Asas dan Langkah Aman dalam
Pendidikan Karakter” di Kawasan yang bermula di sekolah-sekolah se-kota Makassar
dulu di mulai dari tanggal 27 Maret
2013 sampai dengan 25 April 2013.
Karena
pola pikir saya tersebut, maka saya menganggap diri saya sebagai Mahasiswa
Pendekar dan belakangan ini juga (Alhamdulillah) di kenal dengan Pendekar,
terlepaskan seberapa besar keaktifan berorganisasi dan berkegiatan serta
memperjuangkan Pendidikan Karakter ala saya. Karena kita tahu bahwa pada
tahun 2013, Kementrian Pendidikan den
Kebudayaan (Kemendikbud) mencanangkan Sistem Pendidikan Nasional menerapkan
pendidikan karakter pada Kurikulum 2013, sehingga pada saat ini perlu kita
bangkitkan kesadaran kita untuk memperjuangkan karakter bangsa. Hal ini
dikarenakan rencana saya membuat teori serta penemuan yang bisa berguna bagi
nusa dan bangsa ini, sistem hukum yang layak bagi Negara Indonesia, serta temuan-temuan
mandiri dan ideal bagi dan dari anak bangsa. Hal ini didukung dengan do’a dan
motivasi dari orang tua dan sebagian ataupun seluruh Warga Negara Indonesia
yang memiliki pemikiran serta tujuan (visi) yang sama dengan saya dan
terutama bagi Indonesia untuk memperjuangkan Karakter Bangsa Indonesia. Jika
hal ini terwujud, maka ini akan dapat mendukung cita-cita Idealisme,
Nasionalisme, dan Demokratisme negara Indonesia (mengendalikan Karakter Negatif
menjadi Karakter Positif bagi Bangsa Indonesia) sekaligus kekhawatiran karakter
yang ditakutkan pada Warga Negara Indonesia terkhusus Anak (Tunas) Bangsa kita.
Sahlan "Another of Me..."
2 Ocehan:
Hmm. Ya.. ya.. ya..
Narsis memang ini Lu'ay! hahaha
Tapi keren.
Ditunggu karya2 n prestasi2 selanjutnya, yah!
:D
Semoga apa yang kamu impikan berjalan dengan baik kawan
Posting Komentar